Jumat, 24 Juni 2011

LANJUTAN. . . . . .

Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada warga desa Bojong yang telah menerima kami dengan ramah dan khusus kepada bapak dan ibu Dasril yang telah mengijinkan saya menginap di rumah mereka. Yang saya ambil pelajaran di sini adalah perbedaan agama tidak dapat memcah kesatuan dan juga rasa kegotongroyongan para warga dan juga keramah-tamahan para warga pada pendatang baru sangatlah patut di contoh bagi kita generasi muda.

Berikut ada beberapa foto tentang desa tersebut.
ternyata rumah traditional sudah mengenal greenroof..hehehe..


eksterior dari rumah traditional

 contoh sambungan pada SOKO GURU
 antara SOKO-GURU dan UMPAK diberi celah yang diisi oleh koin logam, daun salam dan ijuk. hal ini dimaksudkan agar adanya sirkulasi udara di SOKO-GURU, agar kayu yang menjadi SOKO-GURU tidak menjadi lembab dan berayap.

di desa tersebut juga mempunyai bangunan modern berdinding batu dimaksudkan agar mereka lebih bisa melawan ha dingin.

gereja

interior gereja
dinding ALTAR menggunakan pelapis genteng tanah liat
kursi umat
coba lihat alur dan tipe dari rumah tersebut.

banyakwarga yang berkebun dan memanam cabe, tapi saat setelah terjadi bencana banyak cabe yang siap panen menjadi kering dan tidak dapat di manfaatkan lagi.

keindahan alam desa yang terpancar dari mekarnya bunga

kalau dilihat-lihat jalan utama desa menuju ke MERAPI...

tempat yang digunakan untuk mengajar anak-anak di saat sore hari
huhuuhuhuhu....saya tidak ada di foto.....
ini baru aku bersama ibu-ibu petani yang lagi panen......


sekian MNATH edisi khusus MERAPI......
semoga edisi yang baru akan segera terbit lagi......

BYE-BYE.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar