Jumat, 24 Juni 2011

LANJUTAN . . . . . . . .

         Setelah sampai di desa kami desa Bojong. Kami dengar ada suara berisik anak kecil yang sedang bermain dan belajar bersama di sebuah ruang pertemuan. Saat kami masuk kami disambut dengan hangat dan langsung diberikan waktu untuk bermain bersama mereka. Desa tersebut sungguh amat ramah dan baik sekali. Saat permainan impian (tiap anak menyebutkan impian mereka), banyak sekali anak yang mempunyai mimpi yang sangat tinggi. Ada yang ingin jadi pengusaha, orang sukses, tentara, pemain bola, dll. Hal tersebut membuktikan bahwa impian anak-anak desa juga tinggi-tinggi dan sangatlah mungkin mereka menjadi apa yang di impikannya, “ Pikirkan sesuatu itu akan terjadi maka akan terjadi, kekuatan pikiran; buku The Secret”. Setelah sore dan selesai bermain bersama adik-adik. Kami langsung pulang ke rumah masing-masing dan melanjutkan aktifitas dirumah masing-masing. Saat perjalan pulang saya bertemu dengan ibu-ibu dan banyak ngobrol tentang desa tersebut. ternyata setelah terjadi bencana Merapi kemaren Pemerintah mensubsidi masyarakat dengan memberikan ternak, memperbaiki jalan, membuat jalur evakuasi yang baru, dan juga mensubsidi makanan tempe (1,5 ons per jiwa) setiap hari kepada masyarakat selama 4 bulan.





Setelah agak malam kami berkumpul kembali dan juga kembali menggali informasi selengkap-lengkapnya tentang traditional desa tersebut. dan kami lanjutkan untuk menonton Merapi Cup, yaitu acara pertandingan bola voli antar desa. Menjelang malam karena sudah malam kami pulang dan tidur.

Keesokan paginya saya melihat betapa indahnya Gunung Merapi tersebut. memang ciptaan tuhan tiada tandingannya. Karena hari tersebut hari minggu maka saya dan teman-teman pergi ke gereja sambil menikmati keindahan alam. Dalam perjalanan keramah-tamahan penduduk sangatlah tinggi, beda sekali dengan di kota.....hhheeemmm....walaupun sedang meminggul beban berat para penduduk masih sempat menyapa kami...setelah dari gereja kami berjalan-jalan ke desa Ngandong tempat kelompok lainya menginap. Dalam perjalanan kami menemukan banyak sekali lahan kebun cabe yang sudah masak tapi belum di petik juga dan ada juga yang sampai busuk. Tapi ada juga 3 orang ibu yang sedang memilah padi. Dan ternyata yang dipilah tersebut adalah beras merah. Ternyata di desa tersebut harga beras merah lebih mahal dari pada beras putih yang setiap hari kita makan. Padahal di kota harga beras merah lebih mahal dari pada harga beras putih. Setelah sampai di desa Ngandong, kami ngobrol-ngobrol dengan warga setempat, tapi kami malah tidak bertemu dengan teman yang menginap di desa tersebut. setelah cukup lama ngobrol, kami pulang kerumah masing-masing dan mulai berkemas untuk pulang ke Semarang. Pada pukul 13.00 kami meninggalkan desa tersebut .

 *lanjut ke halaman berikutnya  http://mnath2011.blogspot.com/2011/06/lanjutan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar